22 Oktober 2012

POTRET 19 akan terbang ke "KERAJAAN BURUNG" di 2013

follow twitter : @krajaanBurung19 - @potret19


    "Kreatifitas memang takkan pernah habis, apalagi kreatifitas remaja yang selalu tampil segar dan dinamis.." (Anonim)

     Di tahun 2013 nanti dengan semangat kalimat diatas Potret 19 hendak menyuguhkan sebuah Drama Musikal kembali dengan gaya remaja dan mengangkat naskah berjudul "Kerajaan Burung", “Kerajaan Burung” merupakan drama anak-anak yang bertemakan pemeliharaan lingkungan hidup dan naskah tersebut merupakan karya Saini K.M yang menjadi pemenang pertama SAYEMBARA PENULISAN NASKAH SANDIWARA ANAK-ANAK INDONESIA di tahun 1980/1981 DIREKTORAT KESENIAN, DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN, DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA.

   Potret 19 mengangkat cerita ini dengan misi agar anak-anak mampu mempelajari arti pentingnya menjaga lingkungan hidup dan keseimbangan makhluk hidup didalamnya melalui seni pertunjukan, penulis membayangkan naskah ini sebagai pertunjukan yang kaya dalam warna, suara, gerak, dan drama, maka dari itu karya ini sangatlah cocok bila dikemas secara musikal dan kolosal, dengan kostum, properti, setting yang unik dan penuh warna, dan tak lupa pertunjukan ini di adaptasi dan disesuaikan jaman, dengan gaya remaja yang segar.

Sinopsis
Kerajaan Burung menceritakan kenakalan anak Pak Lurah. Burung-burung diketapel seenaknya, sehingga enggan terbang di desanya. Akibatnya, ulat-ulat dan serangga muncul merusak tanaman - tanaman milik pak tani. Kiku, salah seorang anak yang bersahabat dengan burung diminta Pak Lurah untuk memanggil burung-burung kembali."

    Mari ikuti terus langkah kami untuk pergi ke "Kerajaan Burung" di 2013

17 Februari 2012

Drama Musikal 'Ajian Semar' Februari 2012

"...inilah kisah alam pewayangan.. penuh dengn warna-warni kehidupan.. sabda dalang aturan wayang.. sabda Tuhan aturan kehidupan.. kita hidup ibarat wayang, tiada kuasa dan wewenang hanyalah Dia sang dalang penentu hitam putih kehidupan.."


Sepenggal nyanyian yang menjadi awal pembuka Drama Musikal Remaja 'Ajian Semar' kemarin (17/02) di GK Sunan Ambu STSI  ini cukup memukau penonton, karena alunan musik dan nyanyian yang dibawakan oleh Pondok Teater dan Kabaret 19 (POTRET 19) yang berlaga di dalam rangkaian acara Festival Teater Remaja ke-3 yang di selenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Teater (KMT) STSI Bandung sangatlah kolosal, apalagi keberagaman kostum dari pemain yang sangat membuat mata menjadi bergairah.

Nyanyian dan tarian yang menjadikan modal utama dari pementasan Drama Musikal Remaja ini dapat dibawakan begitu cantik oleh puluhan Remaja yang berasal dari SMA Negeri 19 Bandung ini, ditambah dialog-dialog dari pementasan Drama Musikal ini begitu mudah dipahami, karena menggunakan gaya bahasa sehari-hari, sehingga menciptakan penampilan yang sederhana. Didalam cerita ini begitu kental aksen pewayangan yang di pakai, itu tercitra oleh 3 gunungan wayang besar yang menjadi latar di pementasan ini, walau icon wayang sunda yang dimainkan perannya disini hanyalah punakawan saja (Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng. red), namun penyebutan nama Bataraguru di dialog yang di ucap Semar memperkuat bahwa cerita ini terinspirasi oleh cerita-cerita pewayangan yang begitu beragam dan kuat akan pesan moralnya.

Di babak awal, kita dapat melihat beberapa orang yang berperan sebagai padi, dengan alunan seruling mereka menari seolah-olah tertiup angin, itulah pencitraan yang terjadi mengawali dimulainya cerita Ajian Semar ini, warga Karang Tumaritis yang sangat menghormati Semar sebagai Kyai Lurah Karang Tumaritis bernyanyi begitu gembira. dan seketika Warga Karang Tumaritis pun menyanyikan lagu sendu karena melihat Semar yang tiba-tiba saja berubah dengan berdiam diri dan sedikit merenung, disitulah pembangunan konflik terjadi, sebuah kekhawatiran bencana akan melanda Karang Tumaritis, tanda-tandanya sudah terjadi, warga pun kembali bernyanyi begitu emosional "..manusia menjadi-jadi, rasa peduli berganti duri, hutan pohon ditebangi, sungai laut dicemari, hewan-hewan disakiti, udara kotor berpolusi, manusia alam pu sudah tak bisa serasi..", 


Tak lama kemunculan 3 anak Semar yang bernyanyi menyesuaikan karakternya membuat suasana semakin berwarna, Cepot yang inginkan cuaca cerah agar segera mencari uang, harus adu mulut dengan Dawala dan Gareng yang menginginkan sebaliknya. Terkadang guyonan dari Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng membuat gedung kesenian (GK) Sunan Ambu tertawa, mereka berguyon dengan kekinian, ada istilah mention (twitter) yang terucap dari Semar, membumbui dialog-dialog yang terucap.

Babak 2 menceritakan adegan hutan yang begitu asri, tampak burung-burung berwarna-warni menghiasi hutan tersebut, ada juga beberapa monyet begitu lincahnya, dibalik keasrian hutan tersebut tampak seorang putri pengadil keraton bersama pengawalnya datang berniat mencari suaka untuk binatang-binatang didaerahnya, namun kedatangan mereka dianggap menggangu batas wilayah kerajaan Raksasa, hingga terjadi perkelahian yang mengalahkan para pengawal Putri pengadil keraton tersebut, tak lama Cepot pun datang menolong, hingga para Raksasa kocar-kacir dibuatnya. disitulah awal terjadinya konflik besar-besaran, para buta yang tidak menerima perlakuan Cepot datang menyerang Karang Tumaritis hingga porak poranda dan Semar pun dilumpuhkan, dengan diambilnya kuncung sakti miliknya, Semar pun lemah tak berdaya, dan menugaskan Cepot untuk pergi melawan para Raksasa. Ditengah pementasan, masalah teknis terjadi, mic yang dipakai terjadi kerusakan, akan tetapi para aktor dan teknisi yang bertugas berusaha agar tetap menyuguhkan pementasan terbaiknya. Hingga pementasan berakhir dan penonton pun bertepuk tangan tanda apresiasi dari mereka.

Pementasan ini sebuah media belajar para kumpulan remaja yang ingin terus menggali potensi diri di sebuah pementasan bertajuk Drama Musikal, kalaupun memang masih banyak yang harus dibenahi dan di pelajari, pastilah mereka sungguh sangat siap untuk bisa mengejarnya... so??? go remaja.. go Potret 19 !!!

5 Februari 2012

sebuah Drama Musikal Remaja di tahun 2012

Keluarga Mahasiswa Teater (KMT) STSI Bandung melaksanakan kegiatan Festival Teater Remaja se-Jawa Barat, dan di tahun ini mereka melakukan kegiatan untuk ke-3 (tiga) kalinya, mengawali dari surat undangan yang mereka berikan kepada kami, kami merasa terpanggil untuk dapat mengikuti Festival ini, apalagi syarat dari Festival Teater Remaja ini Naskah dan Teks pertunjukannya dibebaskan, sebab itu kami memberanikan diri untuk memproduksi sebuah konsep Drama Musikal Remaja, dengan mengangkat cerita 'Ajian Semar' yang pernah kita pentaskan di tahun 2009 silam.

Besar harapan kami agar pementasan yang kita tampilkan ada pada batasan sebuah pertunjukan yang 'BAIK', dan menjadikan pertunjukan Drama Musikal ini berkesan di mata penonton khususnya, walaupun dengan waktu latihan yang menurut kami sangat kurang sekali untuk mencapai waktu ideal dalam latihan sebuah pertunjukan Drama Musikal, tapi kami berusaha semaksimal mungkin agar lagu-lagu dan tarian yang diberikan dapat teraplikasi dengan baik oleh kita di pertunjukan ini. Apalagi konsep dasar tarian yang dipakai di pertunjukan ini kebanyakan mengadaptasi dari gerakan sederhana yang biasa kita pakai di aktifitas sehari-hari, bahkan gerakan-gerakan yang terkesan ngelantur dan mudah di pahami. Lagu dan nyanyian di pertunjukan ini beragam, tapi jenis aliran Pop sangat mendominasi, mengingat lagu-lagu ini masih sama dengan pementasan Ajian Semar di 2009 lalu, hanya beberapa di arransemen ulang dan diperbaharui sesuai kebutuhan tarian dan adegan, bahkan ada beberapa tambahan ilustrasi musik, dan lagu yang mungkin dapat menjadikan pementasan kali ini lebih fresh dan sedikit berbeda dengan pertunjukan sebelumnya.    



Naskah dari pertunjukan Drama Musikal Remaja 'AJIAN SEMAR' kita buat sendiri (Potret 19), disutradari oleh 2 orang (Tris Emdith dan Nanang ID), Assisten Sutradara: Rizky Kutonz RDA, Penata Musik: Dian Haydn; Penata Tari: Tris Emdith, Rheza 'Ucil' Firmansyah, Tantra Afianto, Penata Artistik: Ipan Cs, Teguh Citra Alam, Penata Kostum: Irwan dan Januar.

Nantikan Pertunjukan Drama Musikal Remaja kami hanya di 17 Februari 2012 bertempat di GK Sunan Ambu STSI Bandung, mengangkat sebuah cerita hitam putih kehidupan. Sebuah pengenalan konsep dari pementasan berikutnya yang akan kami pentaskan di akhir tahun 2012!!!