10 Oktober 2011

Budayamu Warisanku - Belajar tradisi itu sebuah prestasi

 
Pertengahan bulan september 2011, ditengah-tengah kesibukan pendidikan latihan dasar calon anggota baru, dan penyelenggaraan Festival kabaret SMA Negeri 19 Bandung, kami tertantang untuk mengikuti Festival di Braga City Walk yang bertemakan Spirit of Sunda. Setelah beberapa pertemuan kami berlatih teknik-teknik dasar Tari Jaipong oleh abang kita tercintah Tris Emdith yang dia bilang "Pemanasan sebelum cerita baru di produksi", karena beliau menginginkan Tari Jaipong benar-benar kental di cerita tersebut, dengan pertemuan minim dan teknik dasar yang minim, tapi beliau yakin bahwa kita bisa mempelajari dan mengembangkannya, tapi ternyata Festival Kabaret di Braga itu pun di undur dengan waktu yang mendekati Festival yang Insya Allah kita akan selenggarakan, apa boleh buat, kita pun mengurungkan niat untuk mengikutinya, alasannya agar fokus tehadap sebuah tujuan awal, apalagi Akhir bulan Oktober juga kita akan mengadakan Resital Pementasan juga Pelantikan Anggota muda POTRET 19 angkatan ke-15. (waaaah... memang bulan yang dipenuhi kesibukan yah,, sesuatu bangeeet...)
Beberapa hari setelah pemutusan ketidak ikut sertaan kita di event tersebut, BOSMAT (Bocah SMA Tujuh), kawan kita sesama tim kabaret Bandung, mengundang kita untuk ikut di Festival KABUKI (2 Oktober 2011) yang diselenggarakan bersama ulang tahun ke 26 Organisasinya tersebut, dengan mengangkat tema Kabaret Kebudayaan Unik Indonesia (KABUKI), seolah-olah membuka nafas lega untuk kembali meneruskan latihan dasar Tari Jaipong yang sebelumnya telah kita lakukan. kami pun bersemangat untuk mengikutinya, apalagi si Abang sudah mulai membuat mixingan kabaretnya, walaupun hanya baru beberapa bagian cerita yang mulai dilatihkan.
Seiring berjalannya waktu, kami berlatih dan memproduksi Kabaret yang pada saat itu belum tau judulnya apa, kami melakukan penghafalan beberapa plot adegan dan tarian yang diajarkan si Abang dan A Uc... (si a ucil) tak jarang kami harus melakukan latihan sendiri, atau sesekali alumni yang datang tidak menentu siapa-siapanya meng'garap' kami, hingga si A Iting pun 'lieureun' dan menghilang entah kemana...
Setelah kita cari tahu, ternyata judul yang akan kita ambil adalah "Budayamu Warisanku" sebuah cerita yang begitu memotivasi, bahwa sebuah Budaya nenek moyang adalah warisan kita yang kelak akan jadi warisan juga untuk anak cucu kita, dengan mengangkat kesenian sunda seperti Tari Jaipong, Permainan tradisional, dan pemanfaatan bambu menjadi kekuatan nilai budaya di produksi kali ini, hari demi hari dilalui, tim artistik pun belum mengerjakan artistik karena kesempatan bertemu dengan kreator cerita sangatlah minim, dan ternyata hanya dengan waktu 3 pertemuan, artistik yang dikerjakan A Iting dkk (a Dodi, a Kuton, a Yogi, a Lutfi, a Decky, a Sandi, a Januar, dll) pun selesai dikerjakan, sebelumnya kami takut dengan waktu yang sebentar lagi, pengerjaan Artistik tidak optimal, semangat tim Artistik semakin menggebu setelah si Abang berjanji "Kalau artistik ini jd The Best Artistik, kita pesta J.CO". dibalik itu semua, entah kenapa semangat para pemain terlihat menurun ketika latihan, hasil evaluasi latihan menegaskan, power kita kurang, kita kurang ada keterikatan antara pemain satu dan pemain lainnya, ketidak jelasan apa yang kita lakukan diatas pentas, dan juga semua hal buruk yang terlihat kontras dengan apa yang Sutradara inginkan, setelah evaluasi tersebut kami pun berusaha memberikan yang terbaik dengan kerja keras, apalagi sang Sutradara memotivasi untuk memberikan kado terindah di ulang tahun Potret ke-16 yang jatuh tepat saat kita Gladi Resik produksi cerita (1 Oktober 2011), Akhirnya setelah kurang lebih 2 minggu (sekitar 6 pertemuan) kami pun telah menyelesaikan pemroduksian, dan di hari Gladi Resik, kita kedatangan A Topan dan A Jiman disusul A Dani Pub, yang melihat Rolling latihan kita, mereka mengevaluasi soal penampilan kami, apa yang disampaikan mereka tak jauh dari apa yang Sutradara pernah evaluasi di hari-hari sebelumnya, akhirnya sutradara memutuskan untuk menggarap detail dari babak awal sampai akhir, dan ditambah pula adegan tambahan yang sebelumnya tidak ada guna membantu menutupi kekurangan kita di pementasan tersebut, seperti penambahan adegan Arwah Nenek Sepuh yang menjadi burung, dan kedatangan warga di awal babak, adegan yang harus di detail ulang adalah babak awal dan detail para penari, yang kebetulan A Jiman lulusan Seni Sunda, A Jiman pun dengan senang hati memperbaiki apa yang kurang dari detail penari Jaipong, juga A Topan yang membentuk karakter para pemain di babak awal agar terlihat lebih berkarakter lagi... dan alhamdulillah, hasil pun agak membaik, mungkin karena sudah lelah, Gladi Resik pun perubahannya tak begitu jauh membaik dengan apa yang sebelumnya terlihat di Rolling awal.
Hari pementasan pun tiba, kami melakukan persiapan tepat pukul 07.00, kami berangkat menuju Gedung Kesenian Sunan Ambu Kampus STSI Bandung, dengan niatan menampilkan yang terbaik, kami pergi dengan penuh semangat. Kami pun melakukan persiapan make up dibantu A Irwan dkk, finishing artistik, dll di sebuah ruangan samping backstage. Upaya semoga tidak ada hal yang kita tidak inginkan terjadi sudah sangat di usahakan begitu mendasar, namun tetap saja ada satu hal yang membuat kita tetap mnjadi was-was dan mendadak ricuh, kaos salah seorang penari (Risa) lupa dibawa, kemungkinan besar tertinggal di sekretariat POTRET 19, Januar pun bertindak cepat, dia pergi dan hendak mencarinya, dan Alhamdulillah, usahanya pun berhasil, tadinya sih kalau gak ketemu mau mendadak beli, tapi Allah berkata lain ^_^.

11.15 tepat kami melakukan pementasan, sebelumnya 3 peserta lainnya telah melakukan pementasan juga, kami pun melakukan persiapan di stage, sambil MC sedang chit-chat (kita ga tau mereka ngomong apa.. orang kita konsen ama pemasangan setting ^_^). Kami pun berusaha bermain relax, apalagi hal yang sangat jarang terjadi ada di pinggir stage, para crew yang biasanya nonton di depan panggung, mereka harus nonton di pinggir panggung.. hahahahaha. Babak demi babak kami lalui dengan permainan yang cukup aman (tidak tegang dan 'gurung gusuh'), apalagi si Bang Tris yang dari awal sampai akhir babak, melakukan tindakan ngawur dan sekali-kali 'ngahereuyan' pemain yang hendak masuk stage, bahkan para pemain yang lagi di stage, itu semua membuat kita semakin nyaman bermain. Namun sebuah kesalahan kecil terjadi, Fadhini yang saat itu memerankan tokoh wanita utama telat masuk dibabak menjelang terakhir karena bingung sma properti, yaaahh,,, tapi itu semua tertutupi oleh kerapihan kita bermain (iya gitu??? ga tau juga.. hihihihi)
Dan akhirnya tepuk tangan penonton menandakan berakhirnya pementasan kami, kami pun disanjung oleh salah seorang juri yang mewakili para juri untuk menyuarakan komentarnya, kata beliau "permainan kami yang cukup punya sentuhan penyutradaraan, dan juga para pemain yang sama rata secara permainan"... Alhamdulillah, itu semua bakal jadi pegangan yang bakal kita jaga dan kita tingkatkan lagi..
Tibalah kita di saat Pengumuman.. (suasana tegang) tapi "apapun yang terjadi diam" adalah motto kita saat Pengumuman juara, sebenernya itu alibi buat kita gak terlihat tegang sih... hahahaha, dimumkan penghargaan- penghargaaan seperti The Best Artis, diraih oleh DeJavoo (SMA 16 Bandung), The Best Aktor.... wuih nyangkut nama Dadang dari POTRET 19,,,, hahahahaha ternyata ka Uus, kan perannya namanya Dadang, hehehe,, Alhamdulillah,, berlanjut ke The Best Koreografi jatuh kepada Lampion (SMA 3 Sukabumi), The Best Artistik,,, POTRET 19,,, wuiiiih alhamdulillah, dan ada yang nyeletuk dari salah seorang penonton "angger", wuih kami pun saling pandang, ya,,, itu bakal menjadi beban moril bagi kami ^_^ yang bakal kami selalu pertahankan,, berlanjut ke the best Mixing jatuh ke Dejavoo, The Best Story Lampion, Juara Favorit JEBEW 808 (SMA 8 Bandung),,,, Juara 3 jatuh kepada Lampion, Juara 2 Dejavoo,,,,, dan Juara 1,,, (Jeng jeng.....!!) kami tidak menyangka POTRET 19 dari SMA Negeri 19 Bandung disebut oleh Para Juri yang ada di atas pentas..... kami pun bertepuk tangan, setelah piala di tangan si Abang diatas panggung, kami hendak melakukan Euphoria kemenangan, tapi si Abang malah menyuruh diam dengan berkata "sssttt... gandeng!!" dan saat piala itu diangkat dan ditunjukan kepada kita, beliau pun memberi isyarat dan menyuruh kami bertepuk tangan dan berteriak melakukan Euphoria mendapat Juara 1 dan Juara Umum di Festival KABUKI tersebut..... kami pun terharu dan menjadikan motivasi agar selalu memberikan prestasi disetiap karya-karya kami, karena bagi kami prestasi terbaik kami adalah ketika proses sebuah karya kami berjalan baik dan menciptakan sebuah kesan di saat pementasan berakhir, bukan soal Juara 1, karena penghargaaan 'Juara' adalah sebuah keberuntungan saja... tapi nilai-nilai dibalik itu semua yang akan selalu kami jadikan motivasi untuk kerja keras kami, dan dari pemroduksian itu juga banyak sekali evaluasi dan perbaikan yang harus jadi PR buat kita, untuk pemroduksian kedepannya...
Selalu semangat...!!!
^_^